Pandu Digital Bersama Pemkab Blitar, Kemendes PDTT dan UPN Veteran Jatim Kerjasama Wujudkan Desa Cerdas Lewat Transformasi Digital

Kegiatan di Desa Sawentar (08/05/2024) hari ini rabu, mengingatkan pada tahun 2021, Desa Sawentar awal masuk sebagai salah satu lokus Desa Cerdas Fase I Program Kemendes PDTT di Kabupaten Blitar. Saat itu Relawan TIK atau Pandu Digital Kabupaten Blitar, bersama Kementerian Kominfo menyelenggarakan Kegiatan Seminar dan Workshop Pemberdayaan Pandu Digital di Kampung Coklat, dilanjutkan dengan kegiatan Roadshow Literasi Digital untuk masyarakat di 16 desa yang terpilih sebagai Lokus Desa Cerdas, termasuk di Desa Sawentar. 

Dari sini awal Relawan TIK Kabupaten Blitar berkomunikasi dengan 2 (dua) lokus Desa Cerdas Fase I Kemendes PDTT di Kabupaten Blitar. Yaitu Desa Wates, Kecamatan Wates dan Desa Sawentar, Kecamatan Kanigoro, hingga berlanjut diskusi tentang berbagai potensi, tantangan dan permasalahan yang dihadapi oleh ke dua desa tersebut dalam upaya mengimplementasikan berbagai kegiatan menuju Desa Cerdas. 

Relawan TIK selalu memberikan advokasi dalam melakukan Pemetaan berbagai potensi, tantangan dan permasalahan yang ada, selanjutnya juga ikut merumuskan secara bersama berbagai bentuk kegiatan berkelanjutan agar bisa menghasilkan output dan outcome sebagaimana praktik baik yang telah dilakukan oleh Desa Wates, yang lebih awal dalam pendampingan. Hingga Desa Wates berhasil mendapatkan Penghargaan Transformasi Digital Desa terbaik saat Festival TIK Nasional 2022 di Pontianak. Sedangkan saat Festival TIK Nasional 2023 di Semarang Desa Wates dan Desa Sawentar meraih Penghargaan Transformasi Digital Desa terbaik.  Puncaknya Desa Wates berhasil meraih Juara I Lomba Desa Cerdas tingkat Nasional “Unesa Award tahun 2023”. 

Relawan TIK berharap tahun 2024/ 2025 Desa Sawentar bisa berprestasi lebih tinggi. Sehingga rumusan tema besar kegiatan di Desa Sawentar hampir sama dengan di Desa Wates, yaitu “Pemberdayaan Pertanian, Perikanan, IKM/ UMKM Desa, Lingkungan Cerdas dan pembangunan Database Mikro berbasis data SDG’s Desa”. Sehingga implementasi dari program kegiatannya berupa :

(1) Membangun Aplikasi Layanan Administrasi secara Mandiri.
(2) Membangun Pertanian Cerdas dan perikanan Cerdas Berbasis teknologi Internet of Things (IoT) untuk sektor hulu dan database perniagaan pertanian di sektor hilirnya.
(3) Pendampingan pemberdayaan IKM dalam hilirisasi produk pertanian dan pelaku UMKM Desa dalam membangun ekosistem ekonomi lokal menuju Nasional dan bahkan Global.
(4) Membangun Lingkungan Cerdas berbasis Tata Kelola Bank Sampah dan Pemeliharaan lingkungan.
(5) Membangun pemutakhiran Data Mikro dan Data SDG’s Desa guna mempermudah Perencanaan Pembangunan Desa dan pemberdayaan sektor hilir Pertanian, Perikanan dan penataan ekosistem UMKM Desa.

Implementasi dari rangkaian kegiatan tersebut, diawali dengan kegiatan Sosialisasi dan Kick Off “Pemberdayaan Pertanian, pelaku IKM/UMKM Desa dan Implementasi aplikasi Layanan Mandiri”, yang telah dilaksanakan pada 22 – 23 Juli 2023.

Kegiatan dilanjutkan Workshop dan Pelatihan Teknis di Ruang Komunitas Digital Desa (RKDD) dengan menggunakan Anggaran Operasional RKDD Lokus Desa Cerdas Fase I dari BPI Kemendes PDTT pada tanggal 05, 08 dan 09 Desember 2023 dengan materi Pelatihan :

(1) Membangunan Perikanan Cerdas Berbasis Teknologi Internet of Things,
(2) Konten Kreator, Fotografi dan Videografi untuk Milenial Desa,
(3) Membangun Pertanian Cerdas Berbasis Teknologi Internet of Things,
(4) Pelatihan Foto Produk dan Tata Kelola Bisins Online bagi para Pelaku IKM dan UMKM Desa.

Kegiatan hari ini (08/05/2024) yang sebagian besar dibiayai oleh Kementerian Kominfo, merupakan rangkaian dari Implementasi program kerja Relawan TIK Kabupaten Blitar bersama Desa Sawentar untuk mencapai indikator Desa Cerdas sesuai Keputusan Menteri Desa PDTT Nomor 55 tahun 2024. Malam harinya akan diadakan acara hiburan sambil meliterasi digital masyarakat desa, dengan menggelar pertunjukan Wayang Kulit yang juga sebagian besar biaya dari Kominfo. Setelah kegiatan hari ini (08/04/2024) dan Pergelaran Wayang kulit, akan dilanjutkan dengan kegiatan yang bersifat sustainable, yaitu :

  • Pendampingan Implementasi update data mikro dengan Aplikasi SITAKRO.

  • Pendampingan Tata kelola lingkungan para pegiat lingkungan hidup Desa Sawentar oleh Fasilkom UPN Veteran Jatim.

  • Instalasi pemasangan Demplot penerapan IoT Pertanian Cerdas di lahan Asset Desa Sawentar.

Dengan berkolaborasi bersama Pemerintah Kabupaten Blitar, Relawan TIK Indonesia, Kementerian Kominfo, Kementerian Desa PDTT dan UPN Veteran Jatim, akan menjadi praktik baik membangun Desa Cerdas dengan landasan utama “Jejaring Kemitraan dan Stakeholder”. 

Wakil Menteri Kominfo Apresiasi Nominator WSIS Prizes 2024 : Undang Konferensi Pers Bersama di Jakarta

JAKARTA | Relawan TIK dari Kabupaten Blitar dengan inisiasi INTERNET SAMBUNG DESA, menjadi salah satu perwakilan Indonesia yang berhasil mendapatkan nominasi dalam ajang penghargaan bergengsi bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) International Telecommunication Union (ITU)  Perserikatan Bangsa Bangsa.

Dalam World Summit on the Information Society (WSIS) Prizes 2024, Indonesia berhasil menempatkan 12 karya atau inisiatif sebagai nominator pemenang.

Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika, Nezar Patria dalam kesempatan konferensi pers menyatakan apreasi yang tinggi kepada para nominator WSIS Prizes 2024 yang datang dari berbagai pengampu kepentingan bidang TIK dan juga berasal dari sejumlah wilayah di Indonesia.

Wamen Nezar Patria juga mengajak warganet Indonesia untuk memilih nominasi karya TIK dari Indonesia agar menjadi pemenang WSIS Prizes 2024.

“Warganet Indonesia, tunjukkan kepada dunia bahwa kita punya sumber daya bidang digital yang unggul dan mampu bersaing dengan negara manapun. Untuk itu, mari gunakan jari kita untuk melakukan vote, pilih Merah-Putih!” ungkapnya dalam Ngopi Bareng Wamenkominfo di Kantor Kementerian Kominfo, Jakarta Pusat, Jumat (22/03/2024).

“Karya TIK itu bersanding dengan 360 nominator inisiatif dari seluruh dunia dalam 18 kategori. Dan terpilih dalam proses seleksi tim pakar PBB terhadap lebih dari 1000 pendaftar,” jelasnya.

Agar menjadi champion, karya inisiatif TIK perlu dipilih atau vote oleh masyarakat luas sebagai bentuk pengakuan. Pemberian vote dapat dilakukan sampai tanggal  31 Maret 2024. Dari hasil vote tersebut, ITU akan menentukan lima karya inisiatif yang memperoleh suara hasil vote tertinggi per kategori. Setelah itu baru satu Winner dan empat Champion per kategori.

WSIS merupakan forum bagi negara-negara yang tergabung dalam ITU untuk memastikan akses yang lebih luas terhadap TIK. Karya dan inisiatif unggulan dari berbagai penjuru dunia juga mendapatkan penghargaan untuk mempromosikan penggunaan TIK dalam Pembangunan berkelanjutan.

Berikut 12  karya atau inisiatif Indonesia yang menjadi nominator WSIS Prizes 2024 :

  1. BAKTI DNA Ecosystem dari BAKTI Kominfo

(Kategori 1: The role of governments and all stakeholders in the promotion of ICTs for development)

  1. Addressing The Digital Divide Challenges In Indonesia dari Common Room Networks Foundation

(Kategori 2: Information and communication infrastructure)

  1. JaWAra Internet Sehat (Cyberwise Champion) dari ICT Watch

(Kategori 4: Capacity building)

  1. BAKTI Impact Adventures dari BAKTI Kominfo

(Kategori 8: ICT applications: benefits in all aspects of life – E-business)

  1. School online assessment dari Relawan TIK Magetan

(Kategori 9: ICT applications: benefits in all aspects of life – E-learning)

  1. Alvori Technology dari PT Alvori Satria Anagata

(Kategori 10: ICT applications: benefits in all aspects of life — E-health)

  1. BAKTI ICT Vocational Training dari BAKTI Kominfo

(Kategori 11: ICT applications: benefits in all aspects of life — E-employment)

  1. Internet Sambung Desa dari Relawan TIK Kabupaten Blitar

(Kategori 15: Cultural diversity and identity, linguistic diversity and local content)

  1. Jakarta Lawan Hoaks dari Diskominfo DKI Jakarta

(Kategori 16: Media)

  1. Podcast Talkshow Literat, Jujur dan Kreatif (Literate, Honest and Creative Talkshow Podcast) dari Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Kota Madiun

(Kategori 16: Media)

  1. SDGs EduPedia dari Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Tulungagung

(Kategori 16: Media)

  1. Remaja Penggerak Literasi TIK Madiun (The Youth ITC Empowerment Literacy Madiun) dari Openmadiun Communicate

(Kategori 17: Ethical dimensions of the Information Society)

Sebelumnya Indonesia pernah berhasil mendapatkan sejumlah penghargaan Champion(Runner-up)  dan Winner (Juara Pertama) di beberapa kategori pada WSIS Prizes tahun sebelumnya.  Inisiatif yang mendapatkan penghargaan Winner sebagai berikut: 

●      Internet Sehat dari ICT Watch (2017)
●      Indonesia Baik dari Kementerian Kominfo (2018)
●      Gerakan Nasional Literasi Digital dari Siberkreasi (2020)
●      ICT for Irrigated Agricultural Information dari 8villages (2021)
●      Flood Control System dari Jakarta Smart City (2022)

Dikutip dari :
Biro Humas Kementerian Kominfo
e-mail: humas@mail.kominfo.go.id
Telp/Faks : 021-3504024
Twitter @kemkominfo
FB: @kemkominfo
IG: @kemenkominfo
website: www.kominfo.go.id 

Evaluasi Pencapaian Tahun 2023 Dan Kesinambungan Program 2024

Kabupaten Blitar |Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Kabupaten Blitar merupakan Cabang dari Relawan TIK Indonesia yang dibentuk dan dikukuhkan oleh Bupati Blitar pada bulan mei tahun 2019. Sudah hampir lima tahun berkiprah dalam gerakan literasi digital bagi masyarakat Kabupaten Blitar, mulai dari Sektor Pendidikan, sektor pertanian, IKM dan pelaku UMKM Desa, serta mendampingi beberapa Desa melakukan upaya Transformasi Digital dalam mengimplementasikan konsep smart village (desa cerdas).

Pendampingan literasi digital menuju smart people

Puncak pencapaian gerakan dan berbagai bentuk kegiatan yang telah dilaksanakan di Kabupaten Blitar dengan diraihnya 7 (tujuh) penghargaan dari 9 (sembilan) kategori pada saat acara tahunan Festival TIK Nasional tahun 2023 yang diselenggarakan di Semarang, Jawa Tengah. Ketujuh penghargaan tersebut meliputi :

(1) Mitra Kolaborasi Pemerintah Daerah Terbaik, yaitu dukungan dari Pemerintah Kabupaten Blitar dalam hal ini Dinas Kominfo Statistik dan Persandian.

(2) Program Inovasi Relawan TIK Terbaik, yaitu program pendampingan dan jejaring kemitraan mewujudkan Smart Village (Desa Cerdas) dengan program Internet Sambung Desa. Berkolaborasi dengan Kemterian Kominfo dan Kementerian Desa PDTT.

(3) Pandu Digital Relawan TIK Terbaik dari Direktorat Pemberdayaan Informatika Kementerian Kominfo, karena Relawan TIK Kabupaten Blitar telah berhasil melaksanakan Literasi Digital sektor Pendidikan yang diawali dengan kegiatan besar berupa Seminar Nasional dan Workshop dengan tema “Kickoff Literasi Digital Sektor Pendidikan”, yang dilanjutkan dengan kegiatan pemberdayaan Pandu Digital berupa roadshow pertama di 7 (tujuh) SMK Negeri yang ada di Wilayah Kabupaten Blitar. Dilanjutkan dengan Seminar Literasi Digital di 2 (dua) SMK dalam rangkaian pergelaran Wayang kulit Literasi Digital yang diselenggarakan di Desa Wates, Kecamatan Wates, Kabupaten Blitar sebagai penutup dari Kegiatan Workshop dan Implementasi Penerapan Teknologi Internet of Things Smart Farming di 2 (dua) demplot lahan kelompok tani.

(4) Transformasi Digital Desa Terbaik, diterima oleh Desa Sawentar, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar sebagai desa dampingan Relawan TIK Kabupaten Blitar yang juga lokus Desa Cerdas Kemendes PDTT dalam upaya implementasi menuju Desa Cerdas.

(5) Transformasi Digital Desa Terbaik, diterima oleh Desa Wates, Kecamatan Wates, Kabupaten Blitar yang juga sebagai desa dampingan Relawan TIK Kabupaten Blitar yang jadi lokus Desa Cerdas Kemendes PDTT dalam upaya lanjutan implementasi pemberdayaan Pertanian Cerdas dan UMKM Desa untuk mencapai Ekonomi Cerdas sebagai pilar Desa Cerdas.

(6) Leader of The Year Relawan TIK, diterima oleh Hamzah Fathoni, ketua umum Relawan TIK Kabupaten Blitar, dalam upaya dan kepeloporannya membangun masyarakat cerdas, ekonomi cerdas, tata kelola pemerintahan cerdas, lingkungan cerdas, mobilitas cerdas dan kehidupan cerdas di desa-desa lokus desa cerdas Kemendes PDTT.

(7) Produk Inovasi Terbaik, diraih oleh kolaborasi Relawan TIK Kabupaten Blitar, Kota Surabaya dan Kabupaten Jember berupa aplikasi SITAKRO, sebagai tool untuk update data mikro dan SDGs Desa yang diimplementasikan di Desa Sawentar, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar yang akan dijadikan sebagai role model implementasi program Smart Village Kemendes PDTT.

Seminar Literasi Digital Sektor Pendidikan

Dalam Kegiatan Literasi Digital Sektor Pendidikan, Sektor Desa dan Sektor Pertanian telah berhasil meliterasi digital lebih dari 17.000 orang siswa SMK (terdata di Direktorat Pemberdayaan Informatika Kementerian Kominfo tahun 2023), termasuk masyarakat Desa, pelaku UMKM Desa dan para Petani yang ada di Kabupaten Blitar.

Untuk Pendampingan Lokus Desa cerdas Kementerian Desa PDTT, telah berhasil menghantarkan kemenangan Desa Wates, Kecamatan Wates, Kabupaten Blitar sebagai Pemenang Juara I Nasional penghargaan Unesa Village Award 2023 pada tanggal 30 oktober 2023 di Surabaya.

Berbagai upaya telah dilakukan oleh Relawan TIK Kabupaten Blitar selama tahun 2023. Berdasarkan laporan Indeks Masyarakat Digital Indonesia yang dirilis oleh Kementerian Kominfo melalui https://imdi.sdmdigital.id/home_2023 , Kabupaten Blitar mencapai 43,49. Jika dibandingkan dengan pencapaian propinsi Jawa Timur yang 43,18 Pencapaian Kabupaten Blitar termasuk lebih baik.

Dari hasil evaluasi internal, hal tersebut merupakan tantangan, mengingat wilayah dan jumlah penduduk yang lebih besar dan sebagian besar terdiri dari masyarakat yang tinggal di wilayah pedesaan (220 desa dan 28 Kelurahan). Sehingga Program Internet Sambung Desa akan lebih diupayakan bisa mengajak para Pemangku Kepentingan, Pemerintah Desa, Lembaga-lembaga Pendidikan dan para NGO untuk memperkuat Jejaring kemitraan, sehingga secara bersama-sama mendukung setiap program kegiatan Relawan TIK kabupaten Blitar di tahun 2024 dan 2025 nantinya.

Replikasi Pendampingan pelaku UMKM Desa di Kabupaten Magelang

Dalam Program kegiatan 2024, akan lebih diarahkan pada Inklusi Literasi Digital bagi Perempuan, anak-anak dan para penyandang Disabilitas. Guna mempersiapkan Bonus Demografi 2030 – 2035, yang saat ini (2024) mereka masih duduk di bangku kelas 5 SD dan SMP. Mereka sebagai pemakai Internet dini harus didorong agar lebih menguasai Talenta Digital untuk menghadapi tantangan dependency ratio tahun 2030 – 2035. Karena lembaga pendidikan SD dan SMP merupakan tanggung jawab Pemerintah Kabupaten Blitar.

The last but not least, program Internet Sambung Desa saat ini juga sedang diajukan sebagai salah satu inisiasi Relawan TIK Indonesia ke ajang WSIS Prizes 2024 – ITU PBB.

Pemilu 2024 Memperburuk Situasi Hak-hak Digital selama 2023

Jakarta, 6 Februari 2024 – Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet) baru saja meluncurkan laporan situasi hak-hak digital di Indonesia. Laporan Situasi Hak-hak Digital Indonesia 2023 di Serambi Salihara, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Mengambil tema “Sudah Jatuh, Tertimpa Pemilu Pula”, peluncuran laporan ini menghadirkan penanggap dari Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) dan Perkumpulan Untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) sebagai perwakilan masyarakat sipil.

Setiap tahun sejak 2019, SAFEnet membuat laporan pemantauan atas pelanggaran hak-hak digital di Indonesia. SAFEnet membagi hak-hak digital dalam empat topik yaitu akses internet, kebebasan berekspresi, keamanan digital, dan kekerasan berbasis gender online (KBGO). 

Dalam laporan terbaru ini, SAFEnet mengungkap bahwa sepanjang tahun 2023, terjadi peningkatan pelanggaran hak-hak digital di Indonesia, termasuk yang berkaitan dengan Pemilu 2024. Misalnya, dari sisi akses internet, pelanggaran hak terjadi akibat ketersediaan dan keterjangkauan akses yang kurang merata. Padahal, akses internet menjadi infrastruktur penting untuk informasi Pemilu dan penggunaan teknologi Pemilu. 

Peluncuran Laporan Situasi Hak-hak Digital Indonesia Tahun 2023 di Salihara, Pasar Minggu, Jakarta, 6 Februari 2024

Sebagai contoh, tercatat bahwa sebagian warga Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tidak dapat mengakses internet dengan lancar. Padahal, KPU DIY akan menggunakan Sistem Informasi Rekapitulasi dalam pemilu 2024. Selama 2023, gangguan akses internet pun terus terjadi. Setidaknya terdapat 63 gangguan akses dengan rincian 49 gangguan pada aspek infrastruktur, 7 kali pada aspek layanan, dan 7 kali pada aspek kebijakan. Gangguan akses internet yang berlarut masih ditambah dengan berbagai keadaan kahar yang terjadi dan berulang.

Sedangkan pada sisi kebebasan berekspresi. Selama 2023, terdapat tren peningkatan pelaporan ke kepolisian dengan motif politik menjelang pemilu. Pada tahun 2023, kriminalisasi terhadap ekspresi di ranah digital meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Jumlah terlapor pada 2023 meningkat sebanyak 15,9 persen dengan jumlah total 124 orang yang dilaporkan ke polisi.

Sisi keamanan digital juga semakin mengkhawatirkan. Terjadi peningkatan jumlah serangan digital, baik serangan secara halus (menyasar psikologi korban) maupun secara teknis (menyasar aset-aset digital korban). Secara konteks Pemilu 2024, terdapat beberapa serangan digital yang secara spesifik menyasar akun-akun peserta Pemilu 2024 maupun yang membahas politik. SAFEnet menemukan insiden dan serangan digital pada tahun 2023 sebanyak 323 kali. Angka tersebut meningkat terus dibandingkan tiga tahun sebelumnya, yakni 302 kali (2022), 193 kali (2021), dan 147 (2020).

Kasus KBGO juga meningkat akibat dampak Pemilu 2024. Seorang politisi perempuan asal Nusa Tenggara Timur (NTT) gagal mencalonkan diri sebagai caleg setelah video intimnya tersebar di beberapa platform media sosial seperti Facebook, Twitter hingga Whatsapp. Selain mundur sebagai kandidat caleg, dia juga mengundurkan diri sebagai anggota partai Nasdem. Serangan terhadap caleg perempuan lain juga terjadi melalui media sosial yang mengeksploitasi gender caleg tersebut. Dari sisi angka, KBGO mengalami peningkatan secara signifikan. Selama tahun 2023, SAFEnet menerima 1.052 aduan KBGO. Jumlah aduan itu meningkat 33,65 persen dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, yaitu 677 aduan pada tahun 2021 dan 698 aduan pada tahun 2022. Aduan paling banyak diterima pada Juli 2023 dengan total 120 aduan.

Berkaca dari hasil pemantauan SAFEnet, Ketua Komnas HAM, Dr. Atnike Nova Sigiro mengatakan bahwa fenomena demikian dikarenakan regulasi yang ada (UU ITE) sering terkendala perbedaan interpretasi dan juga dapat diskriminatif. Jadi memerlukan kehati-hatian. “Kebebasan berekspresi memang tidak boleh semaunya, tapi pembatasannya juga sama saja, tidak boleh semaunya,” tekan Atnike.

Nurul Amalia dari Perludem menilai, bahwa terdapat banyak gangguan informasi menjelang Pemilu yang beredar di media sosial. Nurul juga menekankan pembatasan akses akibat pelanggaran hak-hak digital dimulai dari kondisi jaringan internet (yang tidak bisa diandalkan) hingga beragam kriminalisasi dan intimidasi di media sosial.

Koordinator Pemantauan dan Direktur Program SAFEnet, Anton Muhajir merangkum bahwa pelanggaran hak-hak digital pada tahun 2023 terpantau naik. Hal ini mengkhawatirkan dan masyarakat harus berupaya berbuat sesuatu untuk menghindari dampak-dampak Pemilu. Apalagi, tahun 2024 ini dampak Pemilu masih akan terasa. 

Senada dengan itu, kedua penanggap menekankan perlunya kolaborasi berbagai pihak. Mulai dari pemantau, bantuan hukum, advokasi media sosial, juga penindakan hukum terhadap pelaku pelanggaran hak-hak digital.
Pada acara peluncuran, partisipan luring juga menyuarakan pendapatnya dengan “mencoblos” surat suara hak-hak digital di Indonesia tahun 2023. Laporan lengkap Situasi Hak-hak Digital di Indonesia 2023 dapat diunduh pada tautan berikut: .

Ruang Komunitas Digital Desa (RKDD) Sebagai Forum Implementasi Program Desa Cerdas

Desa Sawentar – Kabupaten Blitar (sambungdesa.com) | Desa adalah masa depan. Desa yang cerdas adalah desa yang mengikuti perkembangan zaman dan mampu mandiri namun tetap menjunjung tinggi nilai kebersamaan, gotong-royong dan spritualisme yang menjadi kekualatan nilai lokal. Di masa depan desa akan menghadirkan masyarakat yang tidak terpusat namun saling terhubung dengan pengembangan teknologi digital dalam berbagi informasi.

Pembukaan Workshop dan Pelatihan RKDD Desa Sawentar

Salah satu konsep pengembangan desa yang cocok untuk era sekarang adalah konsep desa cerdas yaitu konsep pengembangan desa dengan memanfaatkan teknologi digital baik untuk pelayanan publik dan pengembangan kawasan seperti infrastruktur, teknologi informasi, teknologi komunikasi, transportasi, zonasi, irigasi, drainase, dan energi.

Keluaran dari Desa Cerdas adalah transformasi desa melalui pemanfaatan teknologi, pemanfaatan ruang digital desa secara berkelanjutan, dan pemanfaatan data terintegrasi untuk capaian Desa Cerdas serta pencapaian 6 Pilar Desa Cerdas dan peningkatan kualitas pemanfaatan dana desa untuk kesejahteraan masyarakat desa.

Konsep Desa Cerdas merupakan salah satu bagian dari 4 kegiatan utama Program Penguatan Pemerintah dan Pembangunan Desa atau disingkat P3PD. Lokus kegiatan P3PD adalah :
(1) Peningkatan Kapasitas dan Tata Kelola Pendampingan Desa;
(2) Inklusi dan akuntabilitas Sosial;
(3) Akademi Desa,
(4) Desa Cerdas (Smart Village).

Membangun Perikanan Cerdas Berbasis IoT

Dalam Perencanaan dan Pembangunan menuju Desa Cerdas berbagai bentuk kegiatannya diarahkan pada pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi menjadi salah satu sektor prioritas dalam penggunaan dana desa yang diprioritaskan untuk dapat mendorong pencapaian SDGs Desa (Permendesa No 7 Tahun 2021 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2022 Pasal 6 ayat 2).

Kegiatan awal dalam merencanakan pembangunan Desa Cerdas harus dimulai dari review dan kajian terhadap Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDES), yang merupakan pengejawantahan dari Visi dan Misi Kepala Desa atau Pemerintah Desa. Sebagaimana diketahui secara umum, bahwa Visi dan Misi Kepala Desa sebagian besar masih bersifat abstrak dan normatif. Sedangkan RPJMDES ini harus mampu dijadikan sebagai Peta Jalan (roadmap) dalam implementasi kegiatan Desa Cerdas (smart village) sebagai landasan utama dalam menyusun Rencana Kegiatan Pembangunan (RKP) Desa yang berorientasi pada implementasi Desa Cerdas, berupa penggunaan Anggaran (APBDES) setiap tahun.

Pelatihan Konten Kreator bagi Milenial Desa

Proses advokasi dalam review dan kajian RPJMDES Desa Sawentar, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar ini telah dilakukan pada tahap awal bersama team Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi (RTIK) Kabupaten Blitar dalam wujud program pendampingan Internet Sambung Desa. Sehingga bisa disusun Perencanaan Kegiatan Pembangunan Desa Cerdas berlandaskan pada aspek Kebijakan, aspek masalah dan tantangan yang ada, serta aspek prioritas.

Setelah dilakukan Pemetaan potensi, tantangan dan permasalahan yang ada di Desa Sawentar sebagai salah satu Lokus Desa Cerdas Kemendes PDTT Fase I, selanjutnya dirumuskan bentuk-bentuk kegiatan berkelanjutan, terukur, dan upaya pencapaian Indikator yang telah ditetapkan.

Adapun rumusan bentuk kegiatannya adalah “Pemberdayaan Pertanian, Perikanan, IKM/ UMKM Desa, Lingkungan Cerdas dan pembangunan Database Mikro berbasis data SDG’s Desa”.

Membangun Pertanian Cerdas Berbasis IoT

Sehingga implementasi dari program kegiatannya adalah berupa :
(1) Membangun Aplikasi Pelayanan Administrasi secara Mandiri.
(2) Membangun Pertanian Cerdas dan perikanan Cerdas dan berbasis teknologi Internet of Things (IoT) untuk sektor hulu dan database perniagaan pertanian di sektor hilir.
(3) Pendampingan pemberdayaan IKM/ UMKM Desa dalam membangun ekosistem ekonomi lokal menuju Nasional dan Global.
(4) Membangun Lingkungan Cerdas berbasis Tata Kelola Bank Sampah dan Perubahan Iklm.
(5) Membangun pemutakhiran data Mikro dan Data SDG’s Desa untuk mempermudah Perencanaan Pembangunan Desa.

Implementasi dari kegiatan di atas, di awali dengan kegiatan Sosialisasi dan Kick Off “Pemberdayaan Pertanian, IKM/UMKM Desa dan Pelayanan Mandiri”, yang telah dilaksanakan pada 22 – 23 Juli 2023.

Pelatihan Tata Kelola Bisnis Online Untuk UMKM

Kegiatan dilanjutkan Workshop dan Pelatihan Teknis di Ruang Komunitas Digital Desa (RKDD) dengan menggunakan Anggaran Operasional RKDD Lokus Desa Cerdas Fase I dari Kemendes PDTT pada tanggal 05, 08 dan 09 Desember 2023 dengan materi Pelatihan :
(1) Membangunan Perikanan Cerdas Berbasis Teknologi Internet of Things,
(2) Konten Kreator, Fotografi dan Videografi untuk Milenial Desa,
(3) Membangun Pertanian Cerdas Berbasis Teknologi Internet of Things,
(4) Pelatihan Foto Produk dan Tata Kelola Bisins Online bagi para Pelaku IKM dan UMKM Desa.

Pendampingan Pelatihan Tiga Desa di Kabupaten Kulonprogo Yogjakarta

Yogjakarta | Giat Pendampingan yang dilakukan oleh Pusat Daya Saing (Pusdaing) Kemendes PDTT di beberapa Kabupaten yang mengambil tiga desa lokus desa cerdas fase I (pertama) mulai di laksanakan. Di beberapa lokus desa cerdas, Pusdaing Kemendes PDTT menggandeng Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Indonesia sebagai pemateri dan narasumber.

Dalam Kegiatan pendampingan kali ini di Kabupaten Kulonprogo Yogjakarta, yang dilaksanakan di tiga desa, Relawan TIK menugaskan Muhajir Sulthonul Azis, M.I.Kom, Ketua Umum Relawan TIK Surabaya dan Muhammad Andrian Dhimas, dari Relawan TIK Jember sebagai pemateri.

Pada hari pertama (06/09), kegiatan dilaksanakan untuk Desa Krembangan, Kecamatan Panjatan, Kabupaten Kulonprogo, Propinsi DI Yogjakarta. Dengan menggunakan tajuk “Pentingnya Literasi Digital” yang disampaikan oleh Muhammad Andrian Dhimas, anggota Relawan TIK Jember, Jawa Timur.

Dalam materi yang dibawakan, Dhimas menjelaskan tentang 4 (empat) pilar literasi digital dan beberapa isu terkini terkait perkembangan teknologi dalam pemberdayaan masyarakat desa berbasis teknologi digital.

Dalam kegiatan ini dihadiri pula oleh Chalin Antinia Agustin, Saly Elvriyana, dan Ridho Agung Nugroho, team dari Pusdaing Kemendes PDTT Jakarta, Kepala desa, pengelola wisata Goa Kebon sebagai tuan rumah kegiatan, serta Karang Taruna dan ibu-ibu Kader Penggerak PKK desa Krembangan.

Hari kedua (07/09), Kegiatan dilaksanakan di desa Kaliagung, kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Yogyakarta. Dimana Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) desanya sangat beragam, mulai dari jasa, fashion, kuliner, kerajinan, dll.

Sebagai Upaya implementasi desa Cerdas yang juga merupakan misi nyata dari kepala Desa Kaliagung yang ingin menjadikan kesejahteraan ekonomi Masyarakat melalui UMKM, Kegiatan pendampingan pelatihannya bertemakan tentang “Digital Marketing” dengan pemateri Muhajir Sulthonul Aziz, S.Kom, M.I.Kom, Ketua Umum Relawan TIK Surabaya.

Pelatihan Digital Marketing yang dilaksanakan, mengusung tema “Pemberdayaan UMKM Desa Era Transformasi Digital”. Dalam kegiatan ini juga didampingi oleh team BPI Pusdaing Kemendes PDTT, Kepala Desa dan beberapa perangkat desa, serta dihadiri juga oleh Duta Digital Desa Cerdas Kabupaten Kulon Progo.

Harapan besar dari para UMKM peserta yang hadir, pelatihan ini bisa berlanjutan agar masyarakat desa lebih terfasilitasi. Karena digital marketing merupakan fasilitas kemudahan, yang perlu diberikan pendampingan secara berkelanjutan.

Hari terakhir (08/09), kegiatan pendampingan Pelatihan tentang “Pembuatan Profil Desa Sebagai Sarana Komunikasi Warga Desa”. Profil desa merupakan dokumen atau laporan dalam bentuk website, video, ataupun infografis yang harus ada dalam penyelenggaraan komunikasi desa.

Profil desa salah satunya memiliki fungsi sebagai bentuk Komunikasi dan Transparansi dalam pemerintahan Tingkat Desa. Guna dimilikinya profil desa yang informatif, Desa Hargotirto, kecamatan kokap, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Yogyakarta Bersama BPI Pusdaing Kemendes PDTT mengadakan pelatihan pembuatan Profil Desa.

Dalam Pelatihan ini disampaikan tentang bagaimana cara membuat profil desa, fungsi profil desa serta apa saja poin yang harus ada pada profil desa. Dalam Kesempatan ini juga team Pusdaing Kemendes PDTT juga memberikan masukan kepada Kepala Desa terkait Profil Desa merupakan hal utama dalam implementasi menuju Desa Cerdas.

Sekertaris Desa Hargotirto serta para kepala pedukuhan yang juga hadir dalam pelatihan sangat antusias dalam mengikuti pelatihan pembuatan website desa kali ini. Perlu kita ketahui desa Hargotirto terdiri dari 14 pedukuhan serta memiliki potensi wisata yang sangat banyak. Sehingga sangat membutuhkan adanya Sistem Informasi Desa (SID) yang baik, uptodate dan akurat.

Tiga Desa Di Kabupaten Blitar Kerjasama Dengan UPN Veteran Jatim

Surabaya, 16 Agustus 2023 | Bertempat di Gedung Pertemuan Fakultas Ilmu Komputer (Fasilkom) Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” (UPN Veteran) Jawa Timur dalam rangka Dies Natalis Fasilkom UPN Veteran Jatim yang ke VII, dilaksanakan penanda-tanganan Perjanjian Implementasi (IA) dengan tiga Kepala Desa di Kabupaten Blitar. Ketiga Desa tersebut adalah Desa Wates Kecamatan Wates, Desa Sawentar Kecamatan Kanigoro, dan Desa Ngoran Kecamatan Nglegok.

Acara penandatanganan Perjanjian Implementasi (IA) Pendampingan Pengabdian Masyarakat ini merupakan tindak-lanjut dari hasil pertemuan tiga Kepala Desa di Kantor Desa Sawentar, saat diselenggarakan Kick-off Pemberdayaan UMKM Desa dan Pertanian Melalui Pemanfaatan Platform Digital yang diinisiasi oleh Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi (RTIK) Kabupaten Blitar yang diselenggarakan pada 22 – 23 Juli 2023 di Kantor Desa Sawentar, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar.

Dialog dan Diskusi bersama Dekan Fasilkom UPN Veteran Jatim

Dalam kesempatan ini pula dilakukan diskusi tentang program dan bentuk-bentuk kegiatan kerjasama yang akan dilaksanakan untuk menindaklanjuti Perjanjian Kerjasama Implementasi (IA) yang telah ditanda-tangani, bersama Dekan Fasilkom, Prof. Dr. Ir. Novirina Hendrasarie, MT. yang didampingi oleh Wakil Dekan III, Dr. Basuki Rahmat, S.SI, MT., Koordinator Program Studi Bisnis Digital Sugiarto, S.Kom, M.Kom., , dan Dosen Informatika, Firza Prima Aditiawan, S.kom, MTI.

Dalam diskusi tersebut, Kepala Desa Ngoran, Kepala Desa Sawentar dan Kepala Desa Wates menyampaikan berbagai hal terkait berbagai potensi dan permasalahan yang ada di desanya masing-masing, sehingga diharapkan akan ditindak-lanjuti dengan pemetaan yang diawali dengan kajian akademis oleh team Fasilkom. Selanjutnya akan disusun program pendampingan pemberdayaan masyarakat desa berbasis teknologi terapan yang sudah dirancang dan dibuat oleh para dosen sebagai perwujudan program Penelitian dan Pengabdian Masyarakat.

Topik utama dari dialog dan diskusi tersebut lebih fokus kepada upaya Pengembangan SDM dengan implementasi program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) dan Penguatan Pendampingan untuk Pemberdayaan Pertanian cerdas, UMKM dan Industri Kecil di desa masing-masing.

Pada kesempatan diskusi dan dialog kali ini juga dihadiri oleh Hamzah Fathoni, Ketua Umum Relawan TIK Kabupaten Blitar dan Muhajir Sulthonul Azis, M.I.Kom, Ketua Umum Relawan TIK Kota Surabaya yang sekaligus salah satu alumni Fasilkom UPN Veteran Jatim. Kapasitas Relawan TIK Kabupaten Blitar dan Kota Surabaya adalah sebagai inisiator pendampingan penguatan desa cerdas yang selama ini dilakukan oleh Relawan TIK Indonesia, khususnya untuk Squad Pendampingan Desa dalam implementasi konsep Smart Village (Desa Cerdas).

Kunjungan ke LPPM UPN Veteran Jatim

Setelah waktu Makan Siang, dilanjtkan dengan mengunjungi dan melihat berbagai mesin industri kecil yang telah dirancang, dan dikembangkan oleh para dosen hasil dari penelitian dan bentuk pengabdian masyarakat. Semua mesin dan peralatan industri kecil tersebut berada di Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas UPN Veteran Jawa Timur.

Pendampingan Pelatihan Tiga Desa di Kabupaten Lumajang

Pusat Daya Saing Desa (PUSDAING) Kementerian Desa PDTT telah mengambil langkah berani dalam mewujudkan visi desa cerdas di seluruh Indonesia. Dalam usahanya untuk menghadirkan perkembangan yang berkelanjutan di tingkat desa, kementerian ini telah meluncurkan program pelatihan yang ambisius, bertujuan untuk memberdayakan dan membekali warga desa dengan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk mengangkat kualitas hidup mereka dan meningkatkan potensi ekonomi lokal. Pada kegiatan kali ini PUSDAING Kemendes PDTT menggandeng Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Indonesia sebagai pemateri dan narasumber.

Dalam kegiatan pendampingan yang dilaksanakan pada tanggal 22 – 24 Agustus 2023 di tiga desa Kabupaten Lumajang Jawa Timur dengan menyungsung tema “Pelatihan Konten Kreator Berbasis Videografi”, Relawan TIK menugaskan Erlina Dwi Nadzhifah, ketua Relawan TIK Jember dan Muhammad Andrian Dhimas N, pengurus Relawan TIK Jember sebagai pemateri

Kegiatan yang dilaksanakan di tiga desa Kabupaten Lumajang yaitu desa gesang pada 22 Agustus 2023, desa Padang pada 23 Agustsus 2023, dan desa Tempeh Lor pada 24 Agustus 2023. Dengan menyungsung tema “Pelatihan Konten Kreator Berbasis Videografi” yang disampaikan langsung oleh kedua pemateri dari Relawan TIK Jember yaitu Erlina Dwi Nadzhifah dan Muhammad Andrian Dhimas N

Dalam materi kali ini, pemateri menjelaskan tentang bagaimana menjadi konten creator yang produktif mulai dari pembuatan storyboard, mencari ide konten, penggunaan dan pengambilan kamera yang baik sampai editing video hanya menggunakan smartphone.

Dalam kegiatan kali ini selain menyimak penjelasan dari pemateri, peserta juga diharuskan untuk praktek langsung membuat video sampai editing videonya sekaligus serta mereka diwajibkan untuk mengunggah tugas mereka ke sosial media mereka masing masing, dengan harapan peserta bukan hanya mengerti mengenai teorinya saja melainkan juga dapat mempraktekkan materi yang sudah disampaikan

Dalam kegiatan kali ini peserta sangat antusias untuk mengikuti pelatihan. Peserta yang hadir dari berbagai kalangan mulai dari karangtaruna, pemuda pemudi, bapak-bapak dan ibu-ibu. Mereka sangat bersyukur karena adanya kegiatan ini dapat menambah skill mereka dan mempromosikan desa mereka masing-masing

Dalam kegiatan ini dihadiri pula oleh Vinny  R Febrianti, Anggi, dan Yusuf, team dari Pusdaing Kemendes PDTT Jakarta, Kepala desa, Duta digital desa serta Kader digital desa.

Dalam kegiatan kali ini peserta mampu membuat video yang baik sesuai dengan teori yang diberikan oleh pemateri, ini terbukti dari tugas video-video yang diunggah oleh mereka kedalam sosial media mereka masing masing

Harapannya dengan adanya pelatihan konten creator berbasis videografi ini peserta mampu produktif dalam membuat konten dan dapat mempromosikan ciri khas dari desa mereka mulai dari objek wisata, kebudayaan sampai kuliner, karena saat ini kita sudah masuk di era digital ini media sosial sangat cocok untuk mempromosikan potensi dari sebuah desa

Pemberdayaan UMKM Desa dan Pertanian Melalui Transformasi Pemanfaatan Platform Digital

Pemetaan : Penilaian dan identifikasi UMKM di desa

Langkah awal dalam mendorong pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di suatu desa adalah dengan melakukan pengkajian dan identifikasi secara menyeluruh terhadap UMKM yang ada. Proses ini melibatkan pengumpulan data tentang jumlah UMKM, jenis bisnisnya, produk atau layanannya, tingkat adopsi digitalnya saat ini, serta kebutuhan dan tantangan spesifiknya. Penilaian ini membantu menciptakan pemahaman yang komprehensif tentang lanskap UMKM di desa, memungkinkan pembuat kebijakan dan pemangku kepentingan untuk mengembangkan program intervensi dan dukungan yang ditargetkan. Dengan mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan masing-masing UMKM, sumber daya dapat dialokasikan secara efektif untuk memberikan bantuan, pelatihan, dan sumber daya yang disesuaikan dengan kebutuhan khusus mereka. Asesmen awal ini menjadi landasan penting bagi langkah selanjutnya dalam keseluruhan rencana untuk mengangkat UMKM di desa.

Pelatihan dan pendidikan digital bagi Pelaku UMKM

Untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di desa, mereka perlu diberikan pelatihan dan pendidikan digital. Inisiatif ini bertujuan untuk membekali pemilik UMKM dengan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk memanfaatkan alat dan teknologi digital secara efektif. Program pelatihan dapat mencakup berbagai topik termasuk literasi komputer dasar, manajemen media sosial, strategi pemasaran online, platform e-commerce, dan sistem pembayaran digital. Dengan memberikan pelatihan dan pendidikan digital kepada pemilik UMKM, mereka dapat meningkatkan pemahaman mereka tentang praktik bisnis online, meningkatkan kehadiran digital mereka, dan memperluas basis pelanggan mereka. Pada akhirnya, ini akan memungkinkan pemilik UMKM untuk beradaptasi dengan lanskap bisnis yang berkembang dan memanfaatkan peluang yang ditawarkan oleh teknologi digital.

Pengembangan platform digital bagi UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) untuk mempromosikan dan menjual produk mereka merupakan langkah penting dalam meningkatkan kehadiran pasar mereka dan memperluas basis pelanggan mereka. Dengan menciptakan platform online yang user-friendly dan intuitif, pemilik UMKM dapat memamerkan produk mereka ke khalayak yang lebih luas, termasuk calon pelanggan di luar lingkungan terdekat mereka. Platform digital ini dapat menggabungkan berbagai fitur seperti katalog produk, deskripsi terperinci, gambar berkualitas tinggi, dan ulasan pelanggan untuk memberikan informasi lengkap tentang produk kepada calon pembeli. Selain itu, platform dapat menawarkan opsi pembayaran yang aman dan nyaman, memastikan proses transaksi yang lancar. Dengan memanfaatkan kekuatan teknologi digital, UMKM dapat mengatasi keterbatasan geografis dan memasuki pasar yang lebih besar, sehingga meningkatkan potensi penjualan dan pendapatan mereka.

Terwujudnya sistem pembayaran digital untuk keamanan transaksi merupakan komponen penting dalam mendukung dan memberdayakan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) di desa. Dengan menerapkan sistem pembayaran digital, pemilik UMKM dapat menawarkan pelanggannya cara yang nyaman dan aman untuk bertransaksi. Sistem ini akan memungkinkan UMKM menerima berbagai bentuk pembayaran digital, seperti mobile payment, online banking, dan e-wallet. Dengan merangkul pembayaran digital, UMKM dapat mengurangi ketergantungannya pada transaksi tunai yang berisiko dan merepotkan. Selain itu, sistem pembayaran digital dapat membantu pemilik UMKM melacak penjualan dan catatan keuangan mereka dengan lebih efisien, memungkinkan mereka membuat keputusan bisnis yang tepat. Selanjutnya, dengan mengintegrasikan gateway pembayaran yang aman, UMKM dapat membangun kepercayaan dengan pelanggannya dan menarik basis pelanggan yang lebih luas. Pembentukan sistem pembayaran digital akan berkontribusi pada pertumbuhan dan keberlanjutan UMKM secara keseluruhan, memfasilitasi integrasi mereka ke dalam ekonomi digital dan memperluas peluang pasar mereka.

Integrasi UMKM ke dalam platform e-commerce merupakan langkah krusial dalam memperluas jangkauan pasar usaha kecil dan menengah di desa. Dengan memanfaatkan platform e-commerce, pemilik UMKM dapat memanfaatkan basis pelanggan yang lebih luas di luar komunitas lokal mereka. Integrasi ini memungkinkan UMKM untuk memamerkan produk atau layanan mereka kepada audiens yang lebih besar, meningkatkan visibilitas dan potensi penjualan mereka. Selain itu, platform e-commerce menyediakan cara yang nyaman dan mudah diakses bagi pelanggan untuk menelusuri, membeli, dan menerima produk UMKM, menghilangkan hambatan geografis. Dengan mengintegrasikan UMKM ke dalam platform e-commerce, bisnis ini dapat melampaui batasan fisik dan menjangkau pelanggan secara nasional atau bahkan global. Perluasan jangkauan pasar ini tidak hanya mendongkrak potensi pendapatan UMKM tetapi juga berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi desa secara keseluruhan.

TANTANGAN UMKM DESA

UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) dan Pertanian merupakan sektor ekonomi yang memiliki peran penting dalam perekonomian di desa. UMKM mencakup berbagai jenis usaha seperti peternakan, perkebunan, industri pengolahan hasil pertanian, dan kerajinan tangan

Di era digital, sektor UMKM juga mengalami perkembangan yang signifikan. Digitalisasi telah mempengaruhi cara UMKM di desa beroperasi, termasuk dalam hal pemasaran, manajemen keuangan, dan akses ke informasi. Dengan adanya teknologi digital, UMKM di desa dapat memperluas jangkauan pasar, meningkatkan efisiensi operasional, dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya. Namun, digitalisasi juga membawa tantangan baru yang harus dihadapi oleh UMKM di desa, seperti keterbatasan akses infrastruktur teknologi, kurangnya pengetahuan dan keterampilan digital, serta persaingan dengan pelaku usaha besar. Oleh karena itu, strategi yang tepat diperlukan untuk menghadapi tantangan tersebut dan memanfaatkan peluang yang ada dalam era digital bagi UMKM di pedeesaan.

Perkembangan teknologi digital telah memberikan dampak signifikan pada sektor UMKM. Dalam beberapa tahun terakhir, digitalisasi telah memungkinkan UMKM di desa untuk mengadopsi berbagai alat dan aplikasi digital yang dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas mereka. Contohnya, para pelaku UMKM sekarang dapat menggunakan platform e-commerce untuk menjual produk mereka secara online, mengakses informasi pasar secara real-time, dan memanfaatkan teknologi sensor untuk memantau dan mengelola pertanian mereka dengan lebih efektif. Selain itu, teknologi digital juga telah memungkinkan para pelaku UMKM di desa untuk mengoptimalkan proses produksi dan distribusi mereka melalui penggunaan sistem manajemen rantai pasokan yang terintegrasi. Dengan adopsi teknologi digital, para pelaku UMKM di desa dapat mengurangi biaya operasional, meningkatkan akses ke pasar yang lebih luas, dan meningkatkan daya saing mereka dalam era digital.

Tantangan yang dihadapi oleh pelaku UMKM, khususnya di pedesaan di era digital adalah : 

  1. Adanya kesenjangan digital. 
  2. Banyaknya pelaku UMKM di pedesaan dan sektor pertanian masih menghadapi kendala dalam mengakses teknologi digital. 
  3. Keterbatasan infrastruktur, kurangnya akses ke internet. Serta kurangnya pengetahuan dan keterampilan digital. 
  4. Para pelaku UMKM di desa dan para pertani juga menghadapi tantangan dalam memasarkan produk mereka secara online dan mencapai pasar yang lebih luas. 
  5. Kurangnya pengetahuan tentang pemasaran digital dan keterbatasan sumber daya manusia juga menjadi faktor yang mempengaruhi kemampuan pelaku UMKM di desa dan para petani dalam menghadapi era digital. 
  6. Persaingan dengan korporasi besar yang memiliki sumber daya yang lebih besar juga menjadi tantangan bagi pelaku UMKM di desa dan para petani di era digital ini.

Strategi menghadapi tantangan yang ada dapat melibatkan beberapa langkah penting : 

  1. Pengembangan keterampilan digital menjadi hal yang krusial bagi para pelaku UMKM di desa. 
  2. Meningkatkan pemahaman tentang teknologi digital, seperti penggunaan platform e-commerce, pemasaran online, dan manajemen data, dapat membantu UMKM di desa untuk bersaing di pasar yang semakin kompetitif. 
  3. Kolaborasi antara pelaku UMKM di desa juga menjadi strategi yang efektif. 
  4. Melalui kerjasama dengan pihak lain, seperti perguruan tinggi atau lembaga riset, UMKM di desa dapat memperoleh bantuan dalam mengembangkan inovasi dan meningkatkan daya saing mereka. 
  5. Peran pemerintah dalam membantu UMKM  menghadapi tantangan digital. Dukungan kebijakan yang memfasilitasi akses ke teknologi digital, pelatihan, dan pendanaan dapat membantu UMKM di desa untuk mengatasi hambatan dalam mengadopsi teknologi digital. 
  6. Terakhir, penting bagi para pelaku UMKM, khususnya di pedeesaan untuk terus mengikuti perkembangan teknologi digital dan beradaptasi dengan perubahan yang terjadi.

TANTANGAN PERTANIAN DI ERA DIGITAL

Penggunaan teknologi digital dalam pertanian telah menjadi tren yang semakin populer dalam beberapa tahun terakhir. Teknologi digital, seperti sensor, drone, dan sistem pemantauan otomatis, telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas pertanian. Dengan adanya teknologi digital, petani dapat memantau dan mengelola tanaman mereka dengan lebih efektif, termasuk pemantauan suhu, kelembaban tanah, dan kualitas air. Selain itu, teknologi digital juga memungkinkan adanya penggunaan presisi dalam pengendalian hama dan penyakit tanaman, sehingga mengurangi penggunaan pestisida secara berlebihan. Dalam hal ini, teknologi digital membantu meningkatkan hasil panen dan mengurangi kerugian yang diakibatkan oleh faktor eksternal. Dengan demikian, penggunaan teknologi digital dalam pertanian memberikan potensi untuk meningkatkan ketahanan pangan dan mengurangi ketimpangan dalam distribusi sumber daya pertanian.

Peningkatan efisiensi dan produktivitas pertanian dengan teknologi digital telah menjadi fokus utama dalam menghadapi tantangan pertanian di era modern. Penggunaan teknologi digital, seperti sensor, drone, dan sistem manajemen data, telah membantu petani dalam mengoptimalkan proses pertanian. Dengan adanya teknologi digital, petani dapat memantau kondisi tanah, cuaca, dan kebutuhan air secara real-time, yang memungkinkan mereka untuk mengambil keputusan yang lebih tepat dan efisien dalam penggunaan sumber daya. Selain itu, teknologi digital juga dapat meningkatkan produktivitas pertanian melalui penggunaan otomatisasi dan robotika dalam proses penanaman, pemeliharaan, dan panen. Hal ini dapat mengurangi ketergantungan pada tenaga kerja manusia dan meningkatkan efisiensi produksi. Dengan demikian, penggunaan teknologi digital dalam pertanian dapat memberikan kontribusi signifikan dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas sektor pertanian.

Tantangan regulasi dan keamanan data dalam pertanian digital menjadi isu penting yang perlu diperhatikan. Dalam era digital, pertanian semakin mengandalkan teknologi digital untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Namun, penggunaan teknologi digital juga membawa risiko terhadap keamanan data pertanian. Regulasi yang tepat diperlukan untuk melindungi data pertanian dari penyalahgunaan dan akses yang tidak sah. Selain itu, tantangan keamanan data juga meliputi perlindungan terhadap serangan siber dan kebocoran data yang dapat merugikan petani dan industri pertanian secara keseluruhan. Oleh karena itu, diperlukan kerja sama antara pemerintah, sektor pertanian, dan lembaga terkait untuk mengembangkan regulasi yang memadai dan menjaga keamanan data dalam pertanian digital.

Peningkatan akses dan inklusi digital di sektor pertanian merupakan hal yang penting untuk memastikan pertumbuhan dan kemajuan sektor ini di era digital. Dengan adanya teknologi digital, petani dapat mengakses informasi terbaru mengenai praktik pertanian yang efektif, bahan baku, dan pasar. Selain itu, teknologi digital juga memungkinkan petani untuk mengakses layanan keuangan, seperti pinjaman dan asuransi, yang dapat membantu meningkatkan keberlanjutan usaha pertanian. Namun, tantangan yang harus dihadapi adalah ketidaksetaraan akses digital di daerah pedesaan dan kurangnya keterampilan digital di kalangan petani. Upaya inklusi digital harus dilakukan dengan memastikan akses yang merata dan memberikan pelatihan yang diperlukan kepada petani agar mereka dapat memanfaatkan teknologi digital dengan baik. Dengan meningkatkan akses dan inklusi digital, sektor pertanian dapat mengoptimalkan potensi teknologi digital untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan keberlanjutan pertanian untuk memperkuat program ketahanan pangan.


PEMBERDAYAAN SEKTOR EKONOMI DAN PERTANIAN DESA

Peningkatan keterampilan dan pengetahuan petani melalui pelatihan dan pendidikan merupakan langkah penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan pertanian di desa. Melalui pelatihan, petani dapat memperoleh pengetahuan baru tentang teknik bertani yang lebih efektif, pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan, dan penerapan teknologi modern dalam sektor pertanian. Selain itu, pendidikan juga memberikan akses kepada petani untuk memperluas pengetahuan mereka dalam bidang manajemen usaha, pemasaran, dan keuangan. Dengan meningkatnya keterampilan dan pengetahuan petani, mereka dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja, mengurangi kerugian hasil pertanian, serta menghadapi tantangan yang muncul dalam sektor pertanian. Pentingnya pelatihan dan pendidikan bagi petani tidak hanya berdampak positif pada tingkat produksi dan pendapatan petani, tetapi juga berkontribusi pada pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan di desa.

Pemberian akses modal dan kredit kepada pelaku usaha di sektor UMKM dan pertanian merupakan salah satu langkah penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan pertanian di desa. Melalui pemberian akses modal dan kredit, pelaku usaha Mikro dan pertanian dapat memperoleh dana yang dibutuhkan untuk mengembangkan usaha mereka. Hal ini dapat membantu meningkatkan produksi pertanian, diversifikasi usaha, dan memperluas pasar. Selain itu, akses modal dan kredit juga dapat membantu petani dan pelaku usaha di desa untuk memperoleh peralatan, teknologi, dan input produksi lainnya yang diperlukan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Dengan demikian, pemberian akses modal dan kredit dapat memberikan dorongan signifikan bagi pertumbuhan ekonomi dan pertanian di desa, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

Penyediaan infrastruktur yang mendukung kegiatan ekonomi dan pertanian di desa merupakan salah satu aspek penting dalam upaya pengembangan sektor pertanian dan ekonomi di wilayah pedesaan. Infrastruktur yang memadai seperti jalan, irigasi, listrik, dan telekomunikasi dapat meningkatkan aksesibilitas dan konektivitas antara desa-desa dengan pasar serta pusat kegiatan ekonomi lainnya. Dengan adanya infrastruktur yang memadai, petani dan pelaku usaha di sektor pertanian dapat mengoptimalkan produksi dan pemasaran produk mereka. Selain itu, infrastruktur yang baik juga dapat meningkatkan efisiensi dalam distribusi bahan-bahan pertanian dan pengangkutan hasil panen ke pasar. Dengan demikian, penyediaan infrastruktur yang mendukung kegiatan ekonomi dan pertanian di desa merupakan langkah penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat pedesaan.

Pengembangan pasar lokal dan pemasaran produk pertanian desa adalah salah satu aspek penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pertanian di desa. Dengan mengembangkan pasar lokal, petani dan pelaku usaha di desa dapat memperluas jangkauan pasar mereka dan meningkatkan pendapatan mereka. Melalui pemasaran produk pertanian desa, produk-produk lokal dapat dipromosikan dan dijual secara efektif kepada konsumen. Hal ini dapat memberikan keuntungan ganda, yaitu meningkatkan pendapatan petani dan mendukung keberlanjutan ekonomi desa. Pengembangan pasar lokal juga dapat mendorong kerja sama antara petani dan pelaku usaha di desa, sehingga menciptakan peluang kolaborasi dan pertumbuhan yang lebih baik. Dalam konteks ini, penting untuk mengimplementasikan strategi yang tepat, seperti penggunaan teknologi modern dalam pemasaran, pelatihan dan pendidikan untuk meningkatkan keterampilan pemasaran, serta akses informasi dan komunikasi yang memadai bagi pelaku ekonomi dan pertanian di desa.

Penggunaan teknologi modern dalam sektor ekonomi dan pertanian di desa merupakan faktor penting dalam meningkatkan produktivitas dan efisiensi. Teknologi modern seperti sistem irigasi otomatis, sensor tanah, dan perangkat lunak manajemen pertanian dapat membantu petani meningkatkan hasil panen mereka dan mengurangi kerugian akibat penyakit tanaman atau gangguan cuaca. Selain itu, teknologi modern juga dapat membantu dalam manajemen inventaris, pemantauan pasar, dan pemasaran produk pertanian desa. Dengan adanya akses dan penerapan teknologi modern, petani dan pelaku usaha di desa dapat meningkatkan daya saing mereka, memperluas jangkauan pasar, dan meningkatkan pendapatan. Penting bagi pemerintah dan lembaga terkait untuk menyediakan pelatihan dan pendampingan dalam penggunaan teknologi modern bagi petani dan pelaku usaha di desa, sehingga mereka dapat memanfaatkan potensi teknologi tersebut secara optimal.

Pengembangan kerjasama antarpetani dan pelaku usaha di desa adalah salah satu aspek penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pertanian di wilayah tersebut. Melalui kerjasama yang kuat antara petani dan pelaku usaha, mereka dapat saling mendukung dan memanfaatkan keahlian serta sumber daya yang dimiliki untuk mencapai hasil yang lebih baik. Kerjasama ini dapat meliputi pertukaran pengetahuan, pengalaman, dan teknologi antarpetani, sehingga petani dapat meningkatkan keterampilan mereka dalam mengelola usaha pertanian. Selain itu, kerjasama dengan pelaku usaha di desa juga dapat membantu petani dalam hal pemasaran produk mereka, sehingga mereka dapat memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan pendapatan. Dengan adanya kerjasama yang baik antarpetani dan pelaku usaha di desa, dapat diharapkan terciptanya sinergi yang positif dalam pengembangan ekonomi dan pertanian di wilayah tersebut.

Pengimplementasian kebijakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan pertanian di desa merupakan langkah penting dalam mencapai tujuan pembangunan pertanian yang berkelanjutan. Kebijakan ini melibatkan upaya pemerintah dan stakeholder terkait untuk menciptakan regulasi yang memfasilitasi pertumbuhan sektor ekonomi dan pertanian di desa. Hal ini dapat dilakukan melalui penyusunan kebijakan yang mendukung investasi, pengembangan pasar, dan pemberian insentif kepada pelaku ekonomi dan petani di desa. Selain itu, pengimplementasian kebijakan juga melibatkan pemantauan dan evaluasi terhadap implementasi kebijakan yang telah ditetapkan, guna memastikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan pertanian di desa. Dengan adanya pengimplementasian kebijakan yang tepat, diharapkan dapat tercipta lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan ekonomi dan pertanian di desa, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa secara keseluruhan.

Loader Loading…
EAD Logo Taking too long?

Reload Reload document
| Open Open in new tab

Membangun Layanan Data dan Sistem Informasi Desa, Upaya Mencapai Smart Governance

“Meningkatkan kecakapan digital masyarakat agar memanfaatkan teknologi digital dengan konten-konten positip untuk melawan konten-konten negatip. Internet harus mampu meningkatkan produktifitas masyarakat. Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri mendampingi masyarakat menuju percepatan masyarakat sebagai bagian dari Ekosistem Digital secara Global.” (Pidato Presiden RI Saat Peluncuran Gerakan Nasional Literasi Digital, 2021)

Peraturan Pemerintah Nomer 96 tahun 2012 menjamin bahwa setiap masyarakat berhak untuk memenuhi kebutuhan akan pelayanan publik. Masalah pelayanan publik adalah persoalan antara sistem, metode dan kapabilitas SDM. Sistem-sistem yang dibangun oleh kebijakan pemerintah daerah berupaya untuk melakukan simplifikasi atau penyederhanaan, mengintegrasikan sumber-sumber data dan resources serta mengurangi intervensi manusia sebagai faktor human error.

Upaya untuk menjawab permasalahan tersebut adalah peningkatan kualitas pelayanan dan berbagai inovasi yang dapat menjawab kebutuhan masyarakat. Salah satu bentuknya adalah mendekatkan pelayanan administrasi kepada masyarakat. Dengan jalan memanfaatkan teknologi informasi hingga ke desa-desa dan pelayanan secara individu (self-service).

Guna mendukung inovasi pelayanan yang dapat langsung menyentuh masyarakat, maka pemerintah daerah perlu melakukan breakdown pelayanan di level desa agar mampu dijangkau oleh masyarakat secara langsung. Untuk menjamin akses internet sampai ke desa-desa, kemudian masyarakat perlu diberikan hak akses internet lebih mudah, murah dan berkualitas guna memenuhi kebutuhan akses informasi. Baik membuka konten-konten kreatif, sarana belajar dan komunikasi termasuk di dalamnya menciptakan ruang produktif.

Pemanfaatan media satu data masih menjadi isu yang cukup berkembang di pemerintah daerah yang basisnya di level desa. Output penyatuan data ini untuk pemanfaatan pembuatan kebijakan dan perencanaan pembangunan menggunakan sumber data yang uptodate, akurat, cepat, dan dapat dipercaya. Proses penyempurnaan data melibatkan berbagai stakeholder. Sehingga pemanfaatan data warga untuk menunjang tata kelola pemerintahan desa menuju desa cerdas (smart village) perlu menjadi prioritas utama.

Aplikasi Relational Database Desa

Kehadiran konektifitas Internet telah memberikan dampak positif bagi berbagai sektor kehidupan, antara lain pendidikan, pertanian, layanan kesehatan, ekonomi, sosial, budaya dan transaksi pembayaran.

Peningkatan Akses kepada satu data informasi, produk unggulan dan jasa, serta sumber daya desa akan lebih meningkatkan dampak positif yang dapat langsung dirasakan oleh masyarakat, serta akurasi perencanaan pembangunan oleh pemerintah desa.

Namun, pemanfaatan Teknologi Digital di perdesaan memerlukan literasi digital dasar, karena tidak semua anggota, maupun kelompok masyarakat memiliki pendidikan dan pengalaman yang cukup dalam memanfaatkan perangkat digital, sehingga perlu dilakukan peningkatan kapasitas bagi kader-kader digital secara berkelanjutan.

Melalui berbagai kegiatan literasi digitalisasi secara mandiri, Pemerintah desa  harus memiliki komitmen yang kuat untuk membangun peta jalan (roadmap) dan implementasinya secara terintegrasi dalam berbagai bentuk layanan.

Sesuai amanat UU No. 6 Tahun 2014 bahwa Desa sebagai subyek utama pembangunan, maka yang pertama, pemberian kewenangan berdasarkan azas rekognisi dan subsidiaritas, Rekognisi yang berarti pengakuan dan penghormatan terhadap keberadaan (eksistensi) desa. Sedangkan subsidiaritas berarti penggunaan kewenangan skala lokal.

Akselerasi pemerintahan desa, dari konvensional menjadi berbasis digital belum optimal. Beberapa sektor pelayanan masyarakat mampu beralih, tetapi tidak sedikit yang jalan di tempat. Kendala yang dialami meliputi rendahnya kualitas SDM, dan belum sejalannya agenda strategis di pemerintah daerah, lebih khusus lagi pemerintah desa.

Transformasi tata kelola pemerintahan desa berbasis digital menjadi sebuah keharusan, salah satunya untuk menghindari penyalahgunaan birokrasi. Komitmen pemerintah daerah hingga pemerintah desa dibutuhkan guna mempercepat transformasi ini demi pelayanan masyarakat yang semakin cepat, transparan dan akuntabel.

Berdasarkan E-Government Development Index (EGDI) yang dirilis PBB, peringkat Indonesia untuk pemerintahan berbasis digital naik signifikan dari peringkat ke-107 pada 2019 menjadi peringkat ke-88 pada 2020.

Survei ini mengukur tingkat kecukupan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi (TIK), penguasaan SDM pada TIK, dan ketersediaan layanan publik secara daring di 193 negara.

Praktiknya masih banyak ditemukan warga yang kesulitan menggunakan layanan publik berbasis digital, khususnya di masyarakat perdesaan.

Dalam transformasi pemerintahan digital, pembangunan infrastruktur teknologi hanya menyumbang 20 persen, sisanya lebih pada aspek politik, kultur, mindset, kompetensi (sumber daya manusia). Sehingga tantangan birokrasi saat ini adalah mempertajam pengetahuan dan Literasi Digital aparat pemerintahan dan masyarakat secara masif. Kemampuan digital sudah menjadi syarat mutlak, khususnya keamanan siber, kejahatan siber dan kecerdasan tata kelola (smart governance) pemerintahan di tingkat desa.

Starting point kegiatan literasi digital yang berkaitan dengan implementasi pencapaian tata kelola pemerintahan desa harus dimulai dari pengelolaan layanan database sektor kependudukan, kesehatan, pertanian dan bantuan sosial, sedangkan sektor lainnya yang akan menjadi prioritas adalah pendidikan, sosial budaya, aset dan ekonomi masyarakat perdesaan.

Di sektor kesehatan perlu adanya integrasi data kegiatan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) baik balita maupun lansia; sehingga rekam medis keluarga berupa master data keluarga dari posyandu, puskendes, puskesmas hingga rumah sakit umum daerah. Sedangkan peta ekonomi, potensi keluarga dan indeks pembangunan manusia (IPM) masyarakat desa perlu big data yang uptodate agar seluruh potensi hasil produksi masyarakat desa bisa diakses kapanpun dan di manapun sebagai basis perencanaan pembangunan desa berbasis data.

Pembangunan infrastruktur dalam konteks digitalisasi pemerintahan masih belum merata, masih banyak masyarakat di daerah perdesaan belum mendapat hak akses internet yang terjangkau dan berkualitas. Tidak meratanya akses internet ini berimplikasi besar pada implementasi kebijakan menuju desa cerdas (smart village). Tidak hanya sebagai pondasi dasar dalam tata kelola pemerintahan yang cerdas (smart governance), persoalan infrastruktur juga merembet ke permasalahan lainnya, seperti minimnya budaya digital masyarakat. Sehingga ketidaksiapan masyarakat karena kesenjangan digital tersebut menjadi alasan utama tata kelola pelayanan pemerintahan desa berbasis digital belum secara masif (bisa) dipergunakan.

%d blogger menyukai ini: