Penguatan Program Pendampingan Desa, Pengguna Internet Dini dan Talent TIK Berbasis Gender Jadi Acuan Kegiatan – Rakernas RTIK 2023

Surabaya, 26 Februari 2023 | Hasil Rapat Kerja Nasional Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Indonesia 2023 di Surabaya menghasilkan tujuh acuan kerja. Tiga dari tujuh acuan sangat terkait dengan kolaborasi kegiatan pendampingan di masyarakat desa. Rapat Kerja Nasional digelar secara Hybrid dan dihadiri oleh Pengurus Pusat, Wilayah dan Cabang. Rakernas sukses hasilkan tujuh acuan kerja untuk selanjutnya diterjemahkan dalam berbagai bentuk program kerja yang sudah dan akan berjalan.

“Acuan kerja ini bukan program, tetapi arah untuk menentukan Program Kerja Nasional yang mengakomodir seluruh masukan, kegiatan dan rencana kerja wilayah, daerah dan komisariat dengan target untuk Indonesia menjadi Lebih Digital“, ungkap Fajar Eri Dianto, Ketua umum Relawan TIK Indonesia.

Fajar Eri Dianto menyampaikan hasil Rakernas

Penguatan program pendampingan desa menuju desa cerdas (smart village) merupakan acuan kerja butir kelima. Selain tata kelola pemerintah desa yang berkaitan dengan aspek pemenuhan hak keterbukaan informasi, layanan masyarakat berbasis digital, layanan data dan pemetaan. Butir keenam, inklusi pemberdayaan masyarakat cerdas bagi kelompok wanita. Sehingga kelompok wanita desa harusnya jadi prioritas. Kelompok Wanita Tani (KWT), Koperasi Wanita (Kopwan) dan Penggerak PKK beserta Dasa Wismanya jadi fokus target bagi kegiatan gerakan literasi digital yang sebagian besar berada di desa.

Sehingga perlu dipastikan pengetahuan literasi digital bisa dinikmati secara inklusif oleh masyarakat desa, dengan mengatasi kendala geografis, keterbatasan infrastruktur telekomunikasi dan keberpihakan pada masyarakat rentan (dalam hal ini perempuan).

Sedangkan berdasarkan data, tahun 2030 di Indonesia akan terjadi Dependency Ratio mencapai titik terendah di 46,9%. Artinya di tahun tersebut kelompok usia produktif mencapai dua kali lipat dibanding yang tidak produktif (100/46,9). Sehingga butir keempat acuan kerja perlu secara bersama-sama memastikan kesiapan talenta digital menjelang bonus demografi di kisaran tahun 2030 – 2035.

Jika target adalah lulusan S1 (usia 22 tahun) pada tahun 2035, maka di tahun 2023 ini mereka sedang berusia 10 tahun, alias siswa kelas 4-5 SD. Sedangkan siwa SD dan SMP di Kabupaten Blitar sebagian besar berada di wilayah pedesaan, juga Sekolah-sekolah Negeri maupun swasta SD dan SMP berada di bawah naungan dan tanggung-jawab Dinas Pendidikan Kabupaten, maka arah penguatan literasi digital dan talenta TIK untuk mereka harus dirumuskan bersama antara Relawan TIK, Kader Digital Desa, Pemerintah Desa, dan khususnya Dinas Pendidikan Kabupaten.

Donny Budi Utoyo, ketua umum Siberkreasi dalam Rakernas sebagai salah satu mitra strategis Relawan TIK Indonesia dalam Rakernas ini, menyampaikan paparan tentang fokus kegiatan yang bisa dikolaborasikan dengan Relawan TIK yang berbertajuk “Meniti Arah Literasi Digital Kita Kolaborasi Memangkas Kesenjangan”.

Donny Budi Utoyo, Ketua Umum Siberkreasi

Dalam paparannya Donny Budi Utoyo, yang biasa akrab dipanggil mas Donny BU itu menyampaikan empat hal arah kolaborasi kegiatan.

Pertama, perlunya meningkatkan capaian Literasi Digital dengan perhatian utama pada Indeks Pilar Aman Digital di posisi paling rendah pada 2022.

Kedua, perlunya terus menjaga toleransi dan demokrasi di ranah digital serta meningkatkan kemampuan berpikir kritis netizen Indonesia dalam melawan disinformasi / hoaks, khususnya jelang tahun politik 2024.

Yang ketiga, perlunya bersama memastikan kesiapan talenta digital jelang bonus
demografi di kisaran tahun 2035.

“… sehingga Jika target adalah lulusan S1 (usia 22 tahun) pada tahun 2035, maka di tahun 2023 ini mereka sedang berusia 10 tahun, alias siswa kelas 4-5 SD”, kata mas Donny.

Yang Keempat, perlunya memastikan pengetahuan literasi digital bisa dinikmati secara inklusif oleh masyarakat, dengan mengatasi kendala geografis, keterbatasan
infrastruktur telekomunikasi dan keberpihakan pada masyarakat rentan (termasuk perempuan).

“Last but not least, dalam kegiatan kita perlu memastikan pengetahuan literasi digital bisa dinikmati secara inklusif oleh masyarakat, dengan mengatasi kendala geografis, keterbatasan infrastruktur telekomunikasi dan keberpihakan pada kaum perempuan”, kata mas Donny BU menjelaskan pada paparannya.

Diterbitkan oleh

rtikablitar

Kabupaten Blitar - Jawa Timur | Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

%d blogger menyukai ini: